Bahasa
Ada tiga bahasa rumpun austronesia yang dipertuturkan di
Kepulauan Kai; Bahasa Kei (Veveu Evav) adalah yang paling luas pemakaiannya,
yakni di 207 desa di Kei Kecil, Kei Besar, dan pulau-pulau sekitarnya. Penduduk
Pulau Kur dan Kamear menggunakan Bahasa Kur (Veveu Kuur) dalam percakapan
sehari-hari, Bahasa Kei mereka gunakan sebagai lingua franca. Bahasa Banda
(Veveu Wadan) digunakan di desa Banda Eli (Wadan El)dan Banda-Elat (Wadan Elat)
di bagian barat dan Timur Laut Pulau Kei Besar. Para Pengguna Bahasa Banda
berasal dari Kepulauan Banda, tempat di mana bahasa itu tidak lagi digunakan.
Bahasa Kei tidak memiliki sistem tulisan sendiri. Para misionaris Katolik dari
Belanda menuliskan kata-kata Bahasa Kai dengan suatu bentuk variasi penggunaan
abjad Romawi.
Kosa Kata
Beberapa kata dalam Bahasa Kei memiliki fonem V (seperti
V pada Via dalam Bahasa Latin)
yang berbeda dengan fonem F dan P. Penduduk wilayah Utara Pulau
Kei Besar membedakan fonem R seperti pada kata Rata dalam Bahasa
Indonesia, dengan fonem R seperti pada français /fʁɑ̃ sɛ/ dalam bahasa
Perancis. Meskipun demikian, dalam bentuk tertulis, kedua fonem ini tidak
dibedakan.
Kosa kata Bahasa Kei modern mencakup banyak kata serapan
dari banyak bahasa lain terutama Bahasa Melayu. Sebagian besar adalah nomina,
yakni nama beberapa benda yang baru dikenal masyarakat Kepulauan Kei pada akhir
abad ke-19. Kata-kata yang memiliki huruf P dan G dapat dipastikan merupakan
kata serapan, karena kedua fonem tersebut tidak dikenal dalam kosa kata Bahasa
Kei asli.
Contoh beberapa kata serapan :
- Gur
= Guru
- Agam,
Angam, Ayngam = Agama
- Masikit
= Masjid
- Pen
= Pena
Ucapan Salam
- Fel
be / Fel be he : Apa khabar?
- Bok
át / Bok bok wat: Baik-baik saja
Peribahasa
- Adat
en'ot rat na'a dunyai : Adat menciptakan raja di dunia, artinya
terhormat atau tidaknya seseorang bergantung pada perilaku dan tutur
katanya.
- Vu'ut
ain mehe ngivun ne manut ain mehe ni tilur : Telur dari satu ekor
ikan saja, dan telur dari satu ekor ayam belaka; artinya semua orang itu
pada hakikatnya bersaudara, laksana banyak telur yang berasal dari satu
ekor ikan atau satu ekor ayam saja. ini merupakan peribahasa yang paling
terkenal di daerah kai.
- Sar
Sangongo weat yaf: Laksana ngengat menggoda api; pepatah ini adalah
peringatan halus bagi para pemberani yang suka bermain-main dengan bahaya.
- Lakur
roa loat nangan: Ikan kakatua di laut, belut di darat; artinya mudah untuk
berbicara tetapi sulit untuk dilaksanakan (oleh: Chres Balubun, Ohoi-El,
Kei Besar)
- Flor
nit sob Duad, hoar taup lai you : menyembah Tuhan sambil penghormatan
terhadap Leluhur yang sudah tiada (oleh: Chres Balubun, Ohoi-El, Kei
Besar)
- Lar
nakmot na ivud: (Biarkan) darah tergenang di perut; kalimat ini merupakan
peringatan untuk tidak mengeluarkan darah dari tubuh sesama manusia
(leluhur Evav beranggapan bahwa tempat darah di dalam tubuh adalah di
perut). Kalimat ini juga merupakan salah satu pasal hukum adat Evav yang
mengutuk semua tindak kekerasan, biang keladi pertumpahan darah.
- Teen
fo teen, yanat fo yanat: Orang yang tua tetap menjadi orang yang tua, anak
tetap menjadi anak. Artinya, orang yang tua hendaknya bertindak sebagaimana
seharusnya mereka bertindak, sedangkan tuntutan bagi seorang anak adalah
menghormati orang yang tua dalam sikap, tutur kata dan perbuatannya.
Seorang anak harus memposisikan diri sebagai seorang anak di hadapan orang
yang tua (Dimas Remetwa, di Manado)
- Toil
u ne savak mur: Menatap ke depan dan menoleh ke belakang; manusia mesti
senantiasa mengupayakan masa depan yang lebih baik sambil belajar dari
pengalaman di masa lampau.
- Omwal
vuan fo ler, ler fo vuan af ken nablo entub ni wai entau ni wain: Engkau
membalik bulan menjadi matahari, matahari menjadi bulan, hal yang benar
dan lurus akan tetap berada pada tempatnya (Neny Remetwa di Manado)
Bahasa Kei
Bahasa Kei atau Veveu Evav adalah bahasa yang
dituturkan etnik Evav di Provinsi Maluku, terutama di Kabupaten
Maluku Tenggara, yakni di 207 desa di Kei Kecil, Kei Besar, dan pulau-pulau sekitarnya.
Penduduk Pulau Kur dan Kamear adalah masyarakat penutur bahasa Kur, sedangkan
penduduk desa Banda Eli dan Banda Elat di Kei Besar adalah masyarakat penutur
bahasa Banda, bahasa Kei mereka gunakan sebagai lingua franca. Tiap pulau, bahkan hampir
tiap desa memiliki dialek yang berbeda-beda, sehingga dialek yang digunakan
seorang penutur menjadi petunjuk dari pulau atau daerah mana dia berasal.
Bahasa Kei tidak memiliki sistem tulisan sendiri. Para misionaris Katolik dari
Belanda menuliskan kata-kata Bahasa Kei dengan suatu bentuk variasi penggunaan
abjad Romawi.
Kosa kata
Kata-kata dalam bahasa Kei masih memiliki kemiripan
dengan bahasa-bahasa rumpun austronesia lainnya, misalnya:
Nomina
Nomina dalam bahasa Kei secara umum terbagi atas nomina
independen dan nomina dependen.
Nomina independen adalah golongan kata benda yang dapat
diucapkan sendiri, tanpa harus diberi sufiks pronomina, misalnya:
- Rahan
= Rumah
- Ler
= Matahari
- Nuhu
= Pulau
Nomina dependen adalah golongan kata benda yang lazimnya
tidak diucapkan tanpa diberi sufiks pronomina, misalnya:
- Lim-ang
= Tangan-ku
- Ren-am
= Ibu-mu
- Yan-an
= Anak-nya
Pronomina
- Pronomina
personal:
- Ya'au,=
saya
- O
= kau
- I
= dia
- It
= kita
- Am
= kami
- Im
= kalian
- Hir
= mereka
- Pronomina
demonstratif:
- En'i,
ain'i = yang ini
- En'he,
ain'he = yang itu
- Pronomina
interogatif:
- Hira'=
siapaa
- Aka
= apa
- Tal
aka, niraan aka = mengapa
- Be
= mana, di mana, ke mana
- Ainbe,
enbe = yang mana
- Fel
be = bagaimana
- Nanan
be = bilamana
Adjektiva posesif
Adjektiva posesif dalam bahasa Kei digunakan untuk
menunjukkan kepemilikan atas nomina independen yang mengikutinya, misalnya:
- Ning
Kubang = Uangku
- Mu
kubang = uangmu
- Ni
kubang = uangnya
- Did
kubang = uang kita
- Mam
kubang = uang kami
- Bir
kubang = uang kalian
- Rir
kubang = uang mereka
Pronomina yang diikuti adjektiva posesif berfungsi
sebagai pronomina posesif yang menunjukkan kepemilikan atas nomina independen
yang mendahuluinya, misalnya:
- Nuhu
i ya'au ning = pulau ini milikku
- Nuhu
i am mam = pulau ini milik kami
Bergantung pada konteks kalimatnya, jika pronomina yang
diikuti adjektiva posesif tersebut mendahului nomina, maka dapat bermakna
pronomina posesif, misalnya:
- O
mu nuhu i = milikmulah pulau ini
- It
did nuhu i = milik kitalah pulau ini
Dan dapat pula sekedar mempertegas adjektiva posesif yang
mengikutinya, misalnya:
- Ya'au
ning ravit namsait rak = ning ravit namsait rak = bajuku sudah
koyak.
Adjektiva
Adjektiva bahasa Kei senantiasa mengikuti nomina yang
diterangkannya, misalnya:
- Vat
la'ai = Batu besar (la'ai = besar)
- Ravit
kamumum = Baju ungu (kamumum = ungu), atau baju kebesaran (karena baju
berwarna ungu atau lembayung lazimnya dikenakan dalam upacara tradisional
Kei)
- Ai
baloat = Kayu panjang (baloat/bloat = panjang)
Verba
Dalam percakapan, verba bahasa Kei biasanya dirangkai
dengan awalan yang menunjukkan pelaku, misalnya:
- kata
dasar: tod = hela
- utod
= saya menghela
- umtod
= engkau menghela
- entod
= dia menghela
- ittod
= kita menghela
- amtod
= kami menghela
- imtod
= kalian menghela
- ertod
= mereka menghela
Pengimbuhan awalan yang menunjukkan pelaku tersebut tidak
mengubah pengucapan kata dasarnya (kecuali pada beberapa verba tertentu),
sehingga perlu dipisahkan dengan verba yang diawali huruf vokal, agar tidak
dibaca bersambung, misalnya:
- kata
dasar: eak = ikat
- u'eak
= saya mengikat
- um'eak
= engkau mengikat
Pada Verba tertentu, terjadi variasi awalan yang
menunjukkan pelaku, misalnya:
- kata
dasar: fla = lari
- ufla
= saya lari
- mufla
= engkau lari
- nefla
= dia lari
- tefla
= kita lari
- mefla
= kami lari
- befla
= kalian lari
- refla
= mereka lari
- kata
dasar: an = makan
- uan=
saya makan
- muan
= engkau makan
- na'an
= dia makan
- ta'an
= kita makan
- maan
= kami makan
- mian
= kalian makan
- ra'an
= mereka makan
konjungsi
- Ma
= maka, lalu, kemudian
- Ne
= dan, tetapi, sedangkan
- Ibo
= tetapi
- hov,
enhov = dan, dengan
Fonologi
- Fonem
konsonan asli: b, d, f, h, j, k, l, m, n, r, s, t, v, w, y, ng, ny.
- Fonem
konsonan serapan: c, g, p, q, x, z.
- Fonem
vokal: a, i, u, e, o (pendek); aa, ii, uu, ee, oo (panjang); ai, au, oi,
eu (diftong).
Bilangan dalam bahasa Kei
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
sa
|
ru
|
tel
|
vaak
|
lim
|
nean
|
fit
|
wau
|
siuw
|
vut
|
Angka
|
Kata
|
11
|
vut ensa
|
12
|
vut enru
|
13
|
vut entel
|
14
|
vut enfaak
|
15
|
vut enlim
|
16
|
vut ennean
|
17
|
vut enfit
|
18
|
vut enwau
|
19
|
vut ensiu
|
20
|
vutru
|
21
|
vutru ensa
|
22
|
vutru enru
|
23
|
vutru entel
|
30
|
vuttel
|
40
|
vutfaak
|
50
|
vutlim
|
60
|
vutnean
|
100
|
ratut
|
101
|
ratut ensa
|
102
|
ratut enru
|
120
|
ratut vutru
|
121
|
ratut vutru ensa
|
200
|
ratru
|
500
|
ratlim
|
1.000
|
rivun
|
1.001
|
rivun ensa
|
1.002
|
rivun enru
|
1.010
|
rivun envut
|
1.011
|
rivun vut ensa
|
1.020
|
rivun vutru
|
1.021
|
rivun vutru ensa
|
1.500
|
rivun ratlim
|
1.520
|
rivun ratlim vutru
|
1.522
|
rivun ratlim vutru enru
|
2.000
|
rivunru
|
5.000
|
rivunlim
|
10.000
|
rivunvut
|
99.999
|
rivunvutsiu ratsiu vutsiu ensiu
|